BIMARISTAN : PIONIR RUMAH SAKIT MODERN

Ditulis oleh : Tim Redaksi MSD

Bimaristan Al Nuri (gambar : wikipedia)
Sumber : www.republika.com

Bimaristan berasal dari kata Persia “bimar” (orang sakit) dan “stan” (tempat), bimaristan artinya tempat merawat orang sakit. Secara etimologi bimaristan mirip pembentukan kata afghanistan. Bimaristan merupakan institusi kesehatan yang berkembang pesat pada masa keemasan Islam. 

 

Institusi ini tidak hanya berfungsi sebagai rumah sakit, tetapi juga sebagai pusat pendidikan kedokteran dan penelitian medis. Artikel ini membahas sejarah, fungsi, dan kontribusi bimaristan dalam perkembangan ilmu kedokteran serta pengaruhnya terhadap dunia modern. Dengan menggunakan pendekatan historis dan analisis literatur, artikel ini menyoroti bagaimana bimaristan menjadi model awal untuk sistem kesehatan terpadu yang inklusif dan berbasis ilmu pengetahuan.

 

Cikal bakal bimaristan bermula pada sekitar awal 325 M. Saat itu, kerajaan Romawi mulai membangun rumah sakit untuk pertama kalinya. Selang dua abad kemudian, pada 529 M, dibangunlah rumah sakit dengan istilah bimaristan di Kota Jundishapur, Persia. Di sebelahnya juga dibangun sekolah kedokteran dan laboratorium farmasi.

Saat pasukan Islam membuka kota Judhishapur pada 638 M, rumah sakit dan sekolah tetap dijaga bentuk dan fungsinya , bahkan dikembangkan. Sekitar seratus tahun berlalu, kota Jundishapur menjadi satu-satunya tempat bagi penuntut Ilmu khususnya umat Islam untuk mempelajari ilmu kedokteran.

 

Pada abad pertengahan, dunia Islam mengalami kemajuan pesat dalam berbagai bidang, termasuk ilmu kedokteran. Bimaristan muncul sebagai salah satu pencapaian terbesar dalam sistem kesehatan pada masa itu. Institusi ini didirikan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada semua lapisan masyarakat, tanpa memandang status sosial, agama, atau etnis. Bimaristan tidak hanya merawat pasien, tetapi juga menjadi pusat pengembangan ilmu kedokteran melalui penelitian dan pendidikan.

Sejarah Bimaristan

Bimaristan pertama kali didirikan pada abad ke-9 di Baghdad oleh Khalifah Harun al-Rasyid dari Dinasti Abbasiyah. Institusi ini kemudian menyebar ke berbagai wilayah Islam, termasuk Damaskus, Kairo, dan Cordoba. Bimaristan terbesar dan paling terkenal adalah Bimaristan al-Nuri di Damaskus, yang didirikan pada abad ke-12 oleh Sultan Nuruddin Zanki. Institusi ini menjadi model bagi rumah sakit modern dengan fasilitas yang lengkap, termasuk ruang perawatan, apotek, perpustakaan, dan ruang kuliah.

Fungsi dan Struktur Bimaristan

Bimaristan dirancang untuk memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif. Institusi ini memiliki beberapa bagian khusus, seperti ruang rawat inap, ruang gawat darurat, dan ruang isolasi untuk penyakit menular. Selain itu, bimaristan juga dilengkapi dengan apotek yang menyediakan obat-obatan herbal dan kimia. Para dokter dan staf medis di bimaristan bekerja secara profesional dan dibayar oleh negara, sehingga pelayanan kesehatan dapat diakses secara gratis oleh masyarakat.

Bimaristan juga berfungsi sebagai pusat pendidikan kedokteran. Para mahasiswa kedokteran belajar langsung dari dokter-dokter terkemuka dan melakukan praktik di bawah pengawasan mereka. Beberapa bimaristan bahkan memiliki perpustakaan yang menyimpan buku-buku medis dari berbagai bahasa, termasuk Yunani, Persia, dan India, yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.

Kontribusi Bimaristan dalam Ilmu Kedokteran

Bimaristan menjadi tempat berkembangnya ilmu kedokteran Islam. Para dokter Muslim, seperti Ibnu Sina (Avicenna), Al-Razi (Rhazes), dan Ibnu al-Nafis, melakukan penelitian dan menulis karya-karya medis yang menjadi rujukan dunia. Ibnu Sina, misalnya, menulis “Al-Qanun fi al-Tibb” (Canon of Medicine), yang menjadi buku teks standar di universitas-universitas Eropa hingga abad ke-17.

Selain itu, bimaristan juga menjadi tempat pengembangan metode pengobatan baru, seperti bedah, oftalmologi (cabang ilmu kedokteran yang mempelajari anatomi, fisiologi dan penyakit mata), dan farmakologi (ilmu yang mempelajari obat an cara kerjanya pada sistem biologis). Para dokter Muslim memperkenalkan konsep karantina untuk mencegah penyebaran penyakit menular, yang kemudian diadopsi oleh dunia Barat.

Bimaristan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan sistem kesehatan modern. Konsep rumah sakit sebagai institusi yang menyediakan pelayanan kesehatan secara terpadu dan inklusif berasal dari model bimaristan. Selain itu, pendekatan ilmiah dalam pengobatan dan pendidikan kedokteran yang dikembangkan di bimaristan menjadi dasar bagi ilmu kedokteran modern.

Bimaristan adalah rumah sakit pada masa peradaban Islam, terutama berkembang di era Abbasiyah, Seljuk, dan Utsmaniyah. Sistem keuangannya sangat maju untuk zamannya dan memiliki beberapa sumber pendanaan utama.

Sumber Pendanaan Bimaristan

Rumah sakit membutuhkan dana yang mahal, untuk menggaji dokter, perawat, obat-obatan, alat kesehatan dan operasional rumah sakit. Berikut ini sumber pendanaan bimaristan berasal : 

  1. Wakaf
    Pendanaan utama bimaristan berasal dari wakaf, di mana penguasa, pejabat tinggi, atau orang kaya mendonasikan tanah, bisnis, atau uang untuk operasional rumah sakit. Hasil dari aset wakaf ini digunakan untuk membayar gaji dokter, perawat, dan staf lainnya.
  2. Dana Pemerintah
    Beberapa bimaristan menerima subsidi langsung dari negara, terutama di bawah kekuasaan dinasti Abbasiyah, Seljuk dan Utsmaniyyah. Khalifah dan wazir sering mendirikan bimaristan sebagai bentuk pelayanan publik.
  3. Donasi dan Zakat
    Selain wakaf, individu kaya sering menyumbangkan zakat dan sedekah untuk mendukung pelayanan rumah sakit. Sebagian dana ini bisa digunakan untuk kebutuhan pasien miskin.

Sistem Gaji Dokter dan Staf Medis

Dokter dan tenaga medis menerima gaji tetap dari dana wakaf dan negara. Beberapa bimaristan juga memberikan insentif tambahan bagi dokter yang menangani kasus sulit atau melakukan penelitian.

Dalam beberapa kasus, dokter mendapatkan tempat tinggal gratis di dalam atau dekat bimaristan.

Fasilitas untuk Pasien

Pasien yang dirawat di bimaristan tidak hanya menerima pengobatan tetapi juga mendapat fasilitas lengkap, termasuk:

  1. Makanan Gratis
    Makanan disediakan sesuai dengan kondisi kesehatan pasien dan diresepkan oleh dokter. Biasanya terdiri dari makanan bergizi seperti daging, roti, sayuran, dan buah.
  2. Pakaian dan Tempat Tidur
    Pasien mendapatkan pakaian bersih dan tempat tidur yang nyaman. Jika pasien tidak memiliki pakaian layak, rumah sakit menyediakannya.
  3. Uang Saku
    Pasien miskin sering menerima uang saku saat keluar dari rumah sakit. Tujuannya agar mereka bisa kembali ke masyarakat tanpa kesulitan ekonomi setelah sembuh.

Bimaristan berfungsi tidak hanya sebagai rumah sakit tetapi juga sebagai lembaga sosial dan pendidikan, yang menunjukkan kemajuan sistem kesehatan dalam peradaban Islam.

Keistimewaan Bimaristan Al Nuri 

Bimaristan al-Nuri, yang dibangun pada abad ke-12 di Damaskus oleh Sultan Nuruddin Zanki, merupakan salah satu rumah sakit paling terkenal dan tercanggih pada zamannya. Keistimewaan Bimaristan al-Nuri tidak hanya terletak pada fasilitas fisiknya, tetapi juga pada pendekatan inovatif dalam pelayanan kesehatan, pendidikan kedokteran, dan manajemen rumah sakit. 

Berikut adalah beberapa keistimewaan Bimaristan al-Nuri dibandingkan rumah sakit lain di zamannya:

  1. Desain Arsitektur yang Inovatif
    Bimaristan al-Nuri dirancang dengan arsitektur yang canggih untuk zamannya. Bangunan ini memiliki sistem ventilasi dan pencahayaan alami yang baik, serta dilengkapi dengan taman dan halaman yang luas untuk kenyamanan pasien. Desain ini tidak hanya memperhatikan aspek fungsional, tetapi juga aspek psikologis pasien, dengan menciptakan lingkungan yang tenang dan menyegarkan.
  1. Pelayanan Kesehatan yang Terorganisir dan Inklusif
    Bimaristan al-Nuri menawarkan pelayanan kesehatan yang terorganisir dengan baik. Rumah sakit ini memiliki berbagai departemen khusus, seperti ruang rawat inap, ruang gawat darurat, ruang isolasi untuk penyakit menular, dan apotek. Selain itu, Bimaristan al-Nuri memberikan pelayanan kesehatan secara gratis kepada semua pasien, tanpa memandang status sosial, agama, atau etnis. Hal ini menjadikannya sebagai institusi yang inklusif dan humanis.Tidak hanya gratis pasien juga diberi pakaian dan uang saku setelah selesai berobat.
  1. Pusat Pendidikan Kedokteran
    Bimaristan al-Nuri tidak hanya berfungsi sebagai rumah sakit, tetapi juga sebagai pusat pendidikan kedokteran. Para mahasiswa kedokteran belajar langsung dari dokter-dokter terkemuka dan melakukan praktik di bawah pengawasan mereka. Rumah sakit ini juga memiliki perpustakaan yang menyimpan berbagai buku medis dari berbagai bahasa, termasuk Yunani, Persia, dan India, yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Hal ini menjadikan Bimaristan al-Nuri sebagai pusat keilmuan yang penting pada masanya.
  1. Metode Pengobatan yang Modern
    Bimaristan al-Nuri menerapkan metode pengobatan yang maju untuk zamannya. Para dokter di rumah sakit ini menggunakan pendekatan ilmiah dalam diagnosis dan pengobatan, termasuk penggunaan obat-obatan herbal dan kimia. Selain itu, Bimaristan al-Nuri juga dikenal sebagai pelopor dalam pengobatan penyakit mental, dengan memberikan perawatan yang manusiawi dan berbasis terapi, bukan sekadar mengisolasi pasien.

  2. Manajemen yang Profesional
    Bimaristan al-Nuri dikelola dengan sistem manajemen yang profesional. Para dokter, perawat, dan staf medis bekerja secara terorganisir dan dibayar oleh negara. Hal ini memastikan bahwa pelayanan kesehatan dapat berjalan lancar dan berkualitas. Selain itu, rumah sakit ini memiliki sistem administrasi yang baik untuk mencatat riwayat pasien dan pengobatan yang diberikan.

  3. Kontribusi dalam Penelitian Medis
    Bimaristan al-Nuri menjadi tempat berkembangnya penelitian medis. Para dokter yang bekerja di rumah sakit ini, seperti Ibnu al-Nafis, melakukan penelitian dan menulis karya-karya medis yang penting. Ibnu al-Nafis, misalnya, dikenal sebagai penemu sirkulasi paru-paru (pulmonary circulation), yang menjadi kontribusi besar dalam ilmu kedokteran.

  4. Warisan dan Pengaruh Jangka Panjang
    Bimaristan al-Nuri tidak hanya berfungsi sebagai rumah sakit pada masanya, tetapi juga meninggalkan warisan yang berpengaruh bagi dunia kedokteran. Konsep rumah sakit sebagai institusi yang menyediakan pelayanan kesehatan terpadu, inklusif, dan berbasis ilmu pengetahuan menjadi model bagi rumah sakit modern.

Kesimpulan

Bimaristan merupakan salah satu pencapaian terbesar dalam sejarah ilmu kedokteran dan sistem kesehatan. Institusi ini tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas, tetapi juga menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan. Warisan bimaristan terus hidup dalam sistem kesehatan modern, yang mengadopsi banyak prinsip dan praktik yang pertama kali dikembangkan di dunia Islam.

Bagi Sahabat yang tertarik melakukan penelitian seputar bimaristan, bisa membaca buku Metode MSD Pintu Gerbang Memahami Epidemiologi, Biostatistik, dan Metode Penelitian by M Sopiyudin Dahlan MSD  sebagai acuan dalam metode penelitian.

Referensi :

  • https://muslimheritage.com/uploads/The_Origin_of_Bimaristans_in_Islamic_Medical_History.pdf
  • https://www.middleeasteye.net/discover/islam-hospitals-bimaristan-pioneered-eye-surgery-music-therapy
  • https://www.jbima.com/article/bimaristans-services-and-their-educational-role-in-islamic-medical-history-and-their-influence-on-modern-medicine-and-hospitals/
  • https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC1676324/
  • https://cyark.org/projects/bimaristan-nur-al-din
  • https://www.academia.edu/6955050/B%C4%ABm%C4%81rist%C4%81ns_and_Waqf_In_Islam_Case_Studies_of_Hospital_Endowment_during_9th_to_13th_Century_CE_in_the_Muslim_World
  • https://khazanah.republika.co.id/berita/prnd2r313/mengenal-sejarah-pendirian-bimaristan