Perintis Ilmu Kedokteran Dunia: Ibnu Sina

Ditulis Oleh : Tim Redaksi MSD

Hai sahabat peneliti! Di artikel-artikel tokoh sebelumnya banyak sekali tokoh-tokoh statistika dan kesehatan pada abad ke 16 hingga abad ke 19. Kali ini TIM Redaksi MSD akan membahas tokoh kesehatan terkenal yang lahir di abad ke 10. Siapakah beliau? Beliau adalah Abu ‘Ali al-Husayn ibn Sina atau yang biasa dikenal Ibnu Sina. Beliau adalah seorang dokter dan filsuf terkenal sebagai perintis ilmu kedokteran dunia, yang dikenal di Eropa dengan nama Avicenna. Bagaimana perjalanan hidup Ibnu Sina? Silahkan temukan jawabannya pada artikel ini!

Kehidupan Awal Sang Perintis Ilmu Kedokteran Dunia: Ibnu Sina

Ibnu Sina dikenal dengan berbagai nama, yakni: Abu ‘Ali al-Husayn ibn Sina, Ibn Sina dan Avicenna. Beliau lahir di Afshana dekat Bukhara (sekarang Uzbekistan) tahun 980 Masehi (Avicenna (Ibn Sina) | Internet Encyclopedia of Philosophy, no date). Ayahnya (Abdullah) berasal dari kota Balkh dan bekerja sebagai kepala desa dekat Bukhara. Ibunya bernama Sitara. Abdullah menyadari bahwa putranya adalah anak ajaib dan sangat ingin mendapatkan guru terbaik untuk putranya yang jenius (Amr and Tbakhi, 2007a). Menurut catatan pribadi Ibnu Sina yang dikomunikasikan dengan catatan al-Jūzjān, pada usia 10 Ibnu Sina telah menghafal seluruh Al Quran. Guru Nātilī mengajar Ibnu Sina mengenai logika dasar (Avicenna | Biography, Books, & Facts | Britannica, no date). Pada usia 13 tahun, Ibnu Sina mulai belajar ilmu kedokteran dan pengobatan. Pada usia 16 tahun, Ibnu Sina mulai merawat pasien. Beliau juga belajar ilmu logika dan metafisika (Avicenna (980 – 1037) – Biography – MacTutor History of Mathematics, no date).

Ketika Ibnu Sina berusia 16 tahun, Sultan Bukhara jatuh sakit yang mana sakitnya sang sultan membingungkan para tabib. Ibnu Sina dipanggil dan merawat sang sultan hingga sembuh. Sebagai tanda terima kasih sang sultan, Ibnu Sina diizinkan menggunakan Perpustakaan Kerajaan Samanid Melalui perpustakaan inilah, Ibnu Sina belajar banyak mengenai ilmu pengetahuan dan filsafat. (Avicenna | Biography, Books, & Facts | Britannica, no date). Di usia 18 tahun, Ibnu Sina menjadi dokter yang masyhur. Beliau menganggap bahwa kedokteran bukanlah ilmu yang sulit seperti matematika dan metafisika (Ibn Sina (Avicenna): The Prince Of Physicians, no date; Amr and Tbakhi, 2007b).

Ibnu Sina memulai karir menulisnya pada usia 21 tahun. Terdapat 240-an judul tulisan berbagai bidang seperti: matematika, geometri, astronomi, fisika, metafisika, filologi, musik, dan puisi. Di masa tersebut, terjadi perselisihan politik dan agama yang membuat Ibnu Sina terisolasi. Dari sinilah, Ibnu Sina menyelesaikan Kitāb Al-Shifā’, Kitāb Al-Najāt, dan menyusun tabel astronomi baru dan lebih akurat.

Gambar 1: Ibnu Sina

Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Avicenna

Kedokteran dan Sang Perintis Ilmu Kedokteran Dunia: Ibnu Sina

Memulai karir sebagai dokter di usia 18 tahun dan memulai karir sebagai penulis di usia 21 menghantarkan karya-karya pemikiran beliau dikagumi di seluruh dunia. Karya-karya Ibnu Sina dapat menyajikan pemahaman matematika, fisika, kimia, kedokteran, astronomi, metafisika hingga ilmu-ilmu praktis seperti: ekonomi, politik, filsafat dan etika, menjadi mudah dibaca dan dipahami. ([Biografi Tokoh Dunia] Ibnu Sina, Filsuf Muslim Perintis Ilmu Kedokteran Dunia Halaman all – Kompas.com, no date)

 

Setelah kematian Sultan, dan kekalahan dinasti Samanid di tangan pemimpin Turki Mahmoud Ghaznawi, Ibnu Sina pindah ke Jerjan dekat Laut Capsian. Beliau mengajar di sana tentang astronomi dan logika dan menulis bagian pertama dari bukunya “Al Qanun fi al Tibb“, atau yang lebih dikenal di Eropa sebagai “Canon”, karya medisnya yang paling signifikan. Kemudian, beliau pindah ke Al-Rayy (dekat Teheran modern) dan memiliki praktik medis di sana. Beliau menulis sekitar 30 buku selama tinggal di Al-Rayy dan kemudian pindah ke Hamadan. Beliau merawat Pangeran Emir Syams al-Dawlah dari dinasti Buyid dari kolik yang parah. Ibnu Sina menjadi dokter pribadi dan orang kepercayaan Emir dan diangkat sebagai Grand Viser (Perdana Menteri). Ketika Syams al-Dawlah meninggal, Ibnu Sina menulis surat kepada penguasa Isfahan untuk posisi di istananya. Ketika Emir Hamadan mengetahui hal ini, Emir Hamadan memenjarakan Ibnu Sina. Selama di penjara, Ibnu Sina menulis beberapa buku. Setelah dibebaskan, Ibnu Sina pergi ke Isfahan. Ibnu Sina menghabiskan tahun-tahun terakhirnya melayani penguasa Emir Ala al-Dawlah (Amr and Tbakhi, 2007a).

 

Tulisan terkenal Ibnu Sina dalam bidang kedokteran yang terkenal adalah Al Qanun fi al Tibb atau biasa yang disebut “Canon” terbagi menjadi 5 seri buku. Seri pertama berisi empat risalah. Risalah yang pertama mengenai anatomi, risalah kedua mengenai etiologi (penyebab) dan gejala, risalah ketiga mengenai kebersihan, kesehatan, penyakit dan kematian yang tak terhindarkan, risalah keempat mengenai nosologi terapeutik (klasifikasi penyakit) dan gambaran umum tentang rejimen dan perawatan diet. Seri kedua Canon adalah Materia Medica, Seri ketiganya mencakup Head-to-Toe Diseases. Buku seri keempat membahas “Diseases That Are Not Specific to Certain Organs” (demam dan patologi sistemik dan humoral lainnya), dan Buku seri kelima menyajikan “Compound Drugs” (seperti: theriacs, mithridates, electuaries, dan cathartics). Buku II dan V masing-masing menawarkan ringkasan penting dari sekitar 760 obat. Sayangnya, catatan klinis Canon hilang, hanya tersisa teks Arab dalam a Roman Publication of 1593 (Avicenna | Biography, Books, & Facts | Britannica, no date) (Ibn Sina (Avicenna): The Prince Of Physicians, no date). Ibnu Sina juga menulis “al-adwiyat al-Qalbia” yang berisi obat cardio (Nasser, Tibi and Savage-Smith, 2009).

 

Ibnu Sina mempraktikkan pengobatan dokter Yunani Hippocrates untuk kelainan bentuk tulang belakang dengan teknik reduksi. Pengurangan melibatkan penggunaan tekanan dan traksi untuk meluruskan atau memperbaiki kelainan bentuk tulang dan sendi seperti kelengkungan tulang belakang (Avicenna | Biography, Books, & Facts | Britannica, no date)

Gambar 2: Teknik Reduksi Ibnu Sina

Sumber: britannica.com/Avicenna

Gambar 3: Teknik Reduksi Ibnu Sina

Sumber: britannica.com/Avicenna

Kehebatan Ibnu Sina yang lain dalam dunia kedokteran meliputi (Avicenna | Biography, Books, & Facts | Britannica, no date):

  • Saran Avicenna tentang anggur sebagai pembalut luka umumnya digunakan di Eropa abad pertengahan
  • Penyakit antraks
  • Hubungan antara rasa manis urin dengan diabetes
  • menggambarkan cacing guinea.

Dalam bukunya, Ibnu Sina dengan benar menggambarkan anatomi mata beserta deskripsi kondisi mata seperti katarak. Di bagian halaman lain dalam bukunya, Ibnu Sina menyampaikan bahwa penyakit TBC itu menular. Di bidang psikologi, Ibnu Sina  menggambarkan beberapa gangguan kejiwaan termasuk yang disebut gangguan cinta, yang beliau anggap sebagai gangguan obsesif yang menyerupai depresi berat. Beliau menggambarkan seorang pasien laki-laki yang lemah dengan demam. Jika laki-laki yang lemah tersebut menjangkau orang yang dicintainya, dia dengan cepat mendapatkan kembali kesehatan dan kekuatannya. Bab lain dalam Canon membahas neuroanatomi fungsional tulang belakang termasuk struktur tulang belakang dan berbagai bagian tulang belakang dan biomekaniknya. Ibnu Sina juga berkontribusi terhadap pengobatan perinatal, termasuk mengikat bayi, tempat tidur mereka, mandi dan makan serta penyebab cacat (Ibn Sina (Avicenna): The Prince Of Physicians, no date).

Semakin lama kekacauan politik dan perjalanan Ibnu Sina yang panjang menyebabkan kesehatan Ibnu Sina memburuk. Dekade terakhir masa hidup Ibnu Sina menghabiskan waktu untuk bersama Ala al-Dawla Muhammad. Selain sebagai dokter, sastrawan umum, dan konsultan ilmiah. Ibnu Sina meninggal pada Juni 1037, pada usia 58 tahun dan dimakamkan di Hamedan, Iran ([Biografi Tokoh Dunia] Ibnu Sina, Filsuf Muslim Perintis Ilmu Kedokteran Dunia Halaman all – Kompas.com, no date). Beberapa sumber menyampaikan bahwa kematian Ibnu Sina akibat bahan campuran yang ditambahkan orang lain ke obat untuk mengatasi kolik yang diderita Ibnu Sina. Wallahu a’lam bishawab.

DAFTAR PUSTAKA

[Biografi Tokoh Dunia] Ibnu Sina, Filsuf Muslim Perintis Ilmu Kedokteran Dunia Halaman all – Kompas.com (no date). Available at: https://internasional.kompas.com/read/2021/04/23/200728870/biografi-tokoh-dunia-ibnu-sina-filsuf-muslim-perintis-ilmu-kedokteran?page=all (Accessed: 31 January 2022).

Amr, S. S. and Tbakhi, A. (2007a) ‘Ibn Sina (Avicenna): The prince of physicians’, Annals of Saudi Medicine. King Faisal Specialist Hospital and Research Centre, pp. 134–135. doi: 10.5144/0256-4947.2007.134.

Amr, S. S. and Tbakhi, A. (2007b) ‘Ibn Sina (Avicenna): The Prince Of Physicians’, Annals of Saudi Medicine, 27(2), p. 134. doi: 10.5144/0256-4947.2007.134.

Avicenna (980 – 1037) – Biography – MacTutor History of Mathematics (no date). Available at: https://mathshistory.st-andrews.ac.uk/Biographies/Avicenna/ (Accessed: 30 January 2022).

Avicenna (Ibn Sina) | Internet Encyclopedia of Philosophy (no date). Available at: https://iep.utm.edu/avicenna/ (Accessed: 30 January 2022).

Avicenna | Biography, Books, & Facts | Britannica (no date). Available at: https://www.britannica.com/biography/Avicenna (Accessed: 30 January 2022).

Ibn Sina (Avicenna): The Prince Of Physicians (no date). Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6077049/ (Accessed: 30 January 2022).

Nasser, M., Tibi, A. and Savage-Smith, E. (2009) ‘Ibn Sina’s Canon of Medicine: 11th century rules for assessing the effects of drugs’, Journal of the Royal Society of Medicine, 102(2), p. 78. doi: 10.1258/JRSM.2008.08K040.