Ditulis Oleh : Tim Redaksi MSD
Hai sahabat peneliti, pernahkah sahabat menggunakan Google Scholar untuk searching literatur? apakah sahabat sudah tidak asing lagi dengan penggunaan dan fitur-fitur dari Google Scholar? Google Scholar didirikan oleh Alex Verstak dan Anurag Acharya, yang memiliki tujuan untuk menciptakan search engine yang dapat mempermudah mahasiswa dan akademisi untuk memiliki akses ke artikel ilmiah. Kita tentunya sudah familiar dengan Google Scholar, tapi bagaimanakah kisah dibalik terbentuknya Google Scholar?
Kisah Anurag Acharya, Pendiri Utama Google Scholar
Kisah awal terbentuknya Google Scholar bermula dari pendiri utamanya yaitu Anurag Acharya, ia kuliah di kampus Indian Institute of Technology (IIT) di Kharagpur, India. IIT adalah gabungan MIT dan Stanford versi India. IIT merupakan salah satu kampus yang telah menghasilkan banyak insinyur dan eksekutif terkenal di perusahaan Internet di India dan luar negeri. Pada saat kuliah Acharya dihadapkan oleh salah satu masalah yaitu, kesulitan bagi mahasiswa untuk mendapatkan materi ilmiah yang relevan. Untuk mendapatkan artikel ilmiah, seseorang harus menulis surat terlebih dahulu, lalu bisa mendapatkan artikel ilmiah yang diinginkan. Acharya dihantui oleh kesadaran bahwa para pemikir dan penemu akan kehilangan inspirasi, dan karya-karya luar biasa diakibatkan oleh keterbatasan mereka dalam memperoleh informasi. Setelah menyelesaikan studinya di IIT, Acharya datang ke Amerika untuk meraih gelar doktor dan menjadi asisten profesor ilmu komputer di University of California, Santa Barbara, Amerika Serikat. Kesuksesannya dalam bidang akademik tidak membuat Acharya puas, ia merasa harus melakukan tindakan yang dapat berdampak nyata dan memberikan perbedaan untuk masa depan. Suatu hari pada tahun 1999 dia mengunjungi seorang rekan kerja yang mengambil cuti sementara untuk bekerja di sebuah perusahaan rintisan di Palo Alto, bernama Google. Kunjungan tersebut dilakukan pada saat Acharya sedang mempertimbangkan kembali karirnya, bertanya pada dirinya sendiri apakah dia benar-benar sedang berkutat dengan masalah yang bermakna dan dapat memberikan perubahan untuk dunia. Masalah penelusuran yang pada dasarnya memenuhi misi Google pada saat mengatur dan memberikan akses ke informasi dunia tampaknya menjadi masalah yang layak dipecahkan. Terutama karena hal itu selaras dengan pengalaman yang ia hadapi di negara asalnya. Acharya akhirnya mulai bekerja untuk Google pada tahun 2000.

Gambar 1. Anurag Acharya
Kisah Terbentuknya Google Scholar
Acharya mulai bergabung dengan Google pada tahun 2000, dan selama beberapa tahun memimpin teknologi pengindeksan Google. Pengindeksan adalah sistem yang “merayapi” seluruh situs, mengumpulkan semua kontennya sehingga dapat memberikan indeks yang menyeluruh. Bagian dari pekerjaannya adalah memperluas indeks, meyakinkan tidak hanya administrator web tetapi juga penerbit, bisnis dan lembaga pemerintah untuk mengizinkan Google merayapi data mereka. Dia juga bertugas menjaga indeks tetap segar dan update. Pekerjaan ini ternyata tidak mudah untuk Acharya, dan memiliki tekanan tinggi. Sehingga membuatnya stres dan sempat berpikir untuk berhenti. Kisah Acharya di Google berlanjut saat ia mulai bekerja dengan insinyur lain yaitu Alex Verstak, untuk membuat Google Scholar yaitu layanan gratis dan dapat diakses secara luas untuk mengatasi masalah yang sangat membuatnya kesal saat menjadi mahasiswa.
Merintis Google Scholar bukanlah hal yang mudah, Acharya dan timnya bekerja keras untuk meminta penerbit akademis mengizinkan Google merayapi jurnal mereka karena banyak artikel yang digali oleh Google Scholar terkunci di balik paywall. Google mendorong penerbit untuk mengizinkan pengguna Google Scholar untuk dapat melihat abstrak dari artikel-artikel ilmiah. Arsip artikel jurnal online terbesar di dunia, JSTOR (Journal Storage), hanya menawarkan pindaian artikel, dan pada saat itu tidak ada cara untuk memisahkan abstrak dari keseluruhan artikel. Akhirnya Google Scholar meyakinkan JSTOR agar penggunanya hanya dapat melihat scan halaman pertama dari artikel tersebut secara gratis. Seringkali halaman pertama berisi abstrak, atau di artikel lama berupa pendahuluan, setidaknya dengan seperti itu memungkinkan pengguna untuk memahami artikel itu sehingga pengguna Google Scholar dapat memutuskan apakah mereka harus melakukan upaya tambahan untuk mendapatkan artikel tersebut, seperti ke situs penerbitan dari artikel tersebut. Google Scholar akan memberikan informasi yang akan membantu pengguna mendapatkan teks lengkap, baik online gratis, diunduh dengan biaya, atau di perpustakaan terdekat. Google Scholar mulai diluncurkan pada tahun 2004, dan semenjak itu kisah perkembangannya terus berlanjut, dari tahun ke tahun Google Scholar terus memperbaharui fitur dan databasenya untuk terus memberikan informasi ilmiah yang terbaik dan relevan.
Setelah Membaca Kisah Terbentuknya Google Scholar, Tertarikkah Sahabat Mengetahui Mengenai Literature Searching?
Nah bagaimana sahabat sudah tahu kan bagaimana kisah terbentuknya Google Scholar, sangat menarik bukan? Semoga kita mendapatkan pelajaran dari sifat Anurag Acharya yang merupakan pendiri Google Scholar, yaitu untuk tidak cepat puas dengan kesuksesan yang kita miliki dan terus berusaha untuk membuat perubahan yang memberikan dampak untuk dunia ini. Google Scholar merupakan salah satu database yang tersering digunakan dalam literature searching, tapi apakah sahabat mengetahui cara dan strategi untuk literature searching sehingga kita mendapatkan jurnal yang sesuai dengan topik yang kita cari? Untuk mengetahui hal tersebut, sahabat bisa membaca artikel ini.
Source : “The Gentleman Who Made Scholar”, can be accessed at https://www.wired.com/2014/10/the-gentleman-who-made-scholar/