STATISTIK MEMBUKTIKAN: KNOWLEDGE IS POWER BUT CHARACTER IS MORE

Tahun 91, saya masuk sekolah ini dengan rasa bangga. Siapa tidak bangga, ini sekolah favorit. Hari pertama, langsung disuguhi berlembar-lembar karton. Menempel manis di dinding sekolah. Jumlahnya sebanyak jumlah kelas yang ada di kelas tiga. Melihatnya, merinding rasanya. Termotivasi jadinya. Bangga rasanya. Terbersit semangat. Aku pun bisa seperti mereka. Ya..karton-karton itu berisi nama-nama. Di sampingnya tertulis ITB…Unpad…UI…UGM dan univeritas lainnya. Ke sanalah mereka melanjutkan pendidikan. 

Tunggu…. ada yang lebih menendang hati. Semboyan itu. Tersenyum di balik karton-karton itu. Seolah menjadi pengingat bagi nama-nama yang tersemat padanya dan kami siswa baru. “Kalian boleh pergi ke manapun wahai anak-anak pintar. Raihlah cita-citamu. Kejarlah mimpimu. Tetapi ingatlah, kepintaran tak ada artinya bila tak diiringi moral yang luhur. Knowledge is Power but Character is More”. 

Tak ada program bombastis untuk membentuk karakter kami. Tak sering semboyan itu diucapkan. Namun, ia kami lihat pada guru-guru kami. Pribadi-pribadi bersahaja penuh dedikasi. Guru-guru yang melegenda. Ia kami saksikan pada sikap mereka yang tegas namun berwibawa. Guru-guru yang berkarakter, kreatif, dan unik. Cara mengajarnya, tutur katanya, sorot matanya, semangatnya. Karakter…karakter..karakter. ​