MUNGKINKAH MENCEGAH PERKOSAAN ? (SUDUT PANDANG STATISTIK)

Akhir-akhir ini, terjadi silang sengketa tentang penyebab perkosaan serta bagaimana kebijakan publik yang dapat diambil untuk mencegah terjadinya perkosaan. Ada beberapa penyebab yang mencuat dan dituding sebagai biang keladi. Beberapa di antaranya adalah miras, pornografi, cara berpakaian, hukuman yang ringan untuk pemerkosa, serta masyarakat pemerkosa (rape society). Tentu saya merasa perlu untuk ikut memberikan sumbang saran terkait hal ini.

Tulisan ini memberikan kerangka konseptual terkait sebab-akibat. Yang saya maksud kerangka konsep adalah pola pikir yang tidak terbatas pada hal-hal partikular. Ia dapat diterapkan untuk berbagai hal. Termasuk di antaranya adalah masalah perkosaan. Jika pembaca setuju dengan kerangka konsep ini, saya mengajak pembaca untuk mengejawantahkannya dalam masalah perkosaan.

Enam konsep yang akan saya uraikan di bawah ini secara lebih panjang lebar telah saya sampaikan pada buku “Seni Melacak Sebab-Akibat”. Konsep ini diramu dari teori Komponen-Cukup dari Kenneth J Rothman, seorang epidemiolog. Saya akan coba merumuskan pokok-pokok pentingnya.
 
Berikut ini terdapat enam konsep, di mana konsep pertama sampai dengan empat berbicara mengenai sebab-akibat sementara konsep ke lima dan ke enam berbicara mengenai bagaimana mencegah supaya tidak terjadi akibat.
 
Konsep 1
Suatu masalah terjadi melalui beberapa mekanisme.
 
Konsep 2
Dalam satu mekanisme, terdapat beberapa komponen.
 
Konsep 3
Suatu mekanisme dapat terjadi jika komponennya sudah lengkap.
 
Konsep 4
Komponen yang selalu diperlukan pada setiap mekanisme disebut komponen niscaya.
 
Konsep 5:
Untuk mencegah suatu mekanisme, salah satu komponen harus dihilangkan.
 
Konsep 6:
Untuk mencegah semua mekanimse, komponen niscaya harus dihilangkan.
 
Perhatikan skema berikut.
 
Mekanisme 1: A + B + C + D + E= Y
Mekanisme 2: A + B + F + G = Y
Mekanisme 3: A + C + G + H = Y
Mekanisme 4: A + D + G + I + J + K = Y
 
Skema di atas menjelaskan konsep pertama sampai dengan konsep ke empat. Masalah Y terjadi melalui empat mekanisme (konsep pertama). Dalam satu mekanimse, terdapat beberapa komponen. Misalnya, mekanisme pertama terdiri dari empat komponen (konsep dua). Kejadian Y melalui mekanimse pertama dapat terjadi jika komponennya (A, B, C, D, dan E) sudah lengkap (konsep ketiga). Komponen A adalah komponen yang selalu terlibat dalam setiap mekanisme. Dengan demikian, komponen A adalah komponen niscaya (konsep empat).
 
Selanjutnya, perhatikan skema selanjutnya.
Catatan: tanda ( ) berarti komponen tersebut dapat diatasi. ≠ berarti tidak terjadi.
 
Mekanisme 1: A + B + C + D + (E) ≠ Y
Mekanisme 2: A + B + F + G = Y
Mekanisme 3: A + C + G + H = Y
Mekanisme 4: A + D + G + I + J + K = Y
 
Skema di atas menunjukkan bahwa kejadian Y dapat dicegah dengan ‘mengatasi komponen E”. Namun, dengan mengatasi komponen “E” tidak serta merta akan mencegah terjadinya Y karena masih ada mekanisme lain (2, 3, dan 4) yang mengakibatkan Y.
 
Kemudian, perhatikan skema berikut.
 
Mekanisme 1: (A) + B + C + D + E ≠ Y
Mekanisme 2: (A) + B + F + G ≠  Y
Mekanisme 3: (A) + C + G + H ≠  Y
Mekanisme 4: (A) + D + G + I + J + K ≠  Y
 
Skema di atas menunjukkan bahwa kejadian Y dapat dicegah. Bagaimana caranya? Caranya adalah dengan ‘mengatasi’ komponen niscaya, yaitu komponen A. Dengan mengatasi komponen A, semua mekanisme dapat dihentikan.