Ditulis Oleh : Tim Redaksi MSD

Pasutri Ilmuwan Penemu vaksid covid 19 : Uğur Şahin dan Özlem Türeci (Foto : Twitter)
Sumber : www. republika.co.id
Pandemi covid 19 telah usai, tetapi menyisakan sekian cerita dan pelajaran untuk kita semua. Dunia lumpuh selama awal-awal pandemi. Kebanyakan masyarakat terkejut dan tidak memahami hakikat situasi yang terjadi dan bencana kemanusiaan apa yang akan terjadi. Di saat yang sama, para ilmuwan berlomba dengan waktu menjadi penemu tercepat vaksin covid 19. Dan juaranya adalah pasangan suami istri ilmuwan asal Turki, berkewarganegaraan Jerman : Uğur Şahin dan Özlem Türeci. Berkat penelitian mereka yang berdedikasi, vaksin covid 19 telah menjadi sarana menyelamatkan jutaan nyawa manusia.
Mengenal Pasutri Uğur Şahin dan Özlem Türeci
Nama Uğur Şahin berasal dari bahasa Turki. Uğur dalam bahasa Turki, kata “Uğur” berarti “keberuntungan” atau “nasib baik”. Nama ini sering dikaitkan dengan harapan atau doa agar seseorang memiliki hidup yang penuh keberuntungan dan kesuksesan. Sedangkan Şahin adalah nama keluarga yang berarti “elang” dalam bahasa Turki. Elang sering dihubungkan dengan kekuatan, visi tajam, dan kemampuan untuk terbang tinggi, yang dapat mencerminkan sifat-sifat kepemimpinan atau ketajaman pemikiran.
Secara keseluruhan, Uğur Şahin dapat diartikan sebagai “orang yang diberkahi dengan keberuntungan dan memiliki kekuatan atau visi tajam, seperti elang.” Nama ini sangat cocok dengan perjalanan hidupnya sebagai ilmuwan dan penemu yang berpengaruh dalam pengembangan vaksin COVID-19.
Uğur Şahin lahir di Turki dan dibesarkan di Jerman, sedangkan Özlem Türeci, juga keturunan Turki, adalah seorang ilmuwan berkewarganegaraan Jerman. Keduanya bertemu di lingkungan akademis dan berbagi visi yang sama: mengembangkan imunoterapi untuk kanker. Pada tahun 2008, mereka mendirikan BioNTech, yang awalnya fokus pada penelitian untuk imunoterapi kanker menggunakan teknologi mRNA.
Ketika COVID-19 menyebar pada awal tahun 2020, Şahin dan Türeci menyadari potensi besar teknologi mRNA untuk menciptakan vaksin yang cepat dan efektif. Di saat banyak orang ragu akan teknologi ini, pasangan ilmuwan ini bekerja siang dan malam untuk mengembangkan vaksin berbasis mRNA yang akhirnya dikenal sebagai BNT162b2, atau lebih dikenal dengan nama vaksin Pfizer-BioNTech.
Berbagai penghargaan telah mereka raih, terpilih sebagai satu di antara 100 most influential people di majalah Time pada tahun 2023. Uğur Şahin, Özlem Türeci, dan Katalin Kariko juga dianugerahi Penghargaan Paul Ehrlich dan Ludwig Darmstaedter Tahun 2022 untuk visi dan ketekunan mereka dalam pengembangan RNA sebagai prinsip terapi. Uğur Şahin juga dinyatakan sebagai ‘Man of the Year’ di dunia Muslim dalam sebuah publikasi tahunan oleh Royal Islamic Strategic Studies Center (RISSC) yang berbasis di Yordania. Sahin dianugerahi gelar The Muslim 500 edisi 2022 atas peran perintisnya dalam mengembangkan vaksin melawan Covid-19. Uğur Şahin juga pernah meraih Mustafa Prize dari Iran pada tahun 2019 atas kontribusinya dalam penelitian pengobatan kanker.
Teknologi mRNA dan Harapan Baru dalam Dunia Kesehatan
Teknologi mRNA merupakan inovasi revolusioner dalam vaksinologi. Cara kerjanya berbeda dari vaksin konvensional. Alih-alih menggunakan virus yang dilemahkan atau dimatikan, vaksin mRNA menginstruksikan sel-sel tubuh untuk memproduksi protein lonjakan (spike protein) virus SARS-CoV-2. Protein ini kemudian dikenali oleh sistem imun tubuh, yang memicu respons imun tanpa harus terpapar virus secara langsung.
Inovasi ini memungkinkan pengembangan vaksin dalam waktu yang lebih cepat dan aman. Sebelum pandemi, penelitian mRNA masih dalam tahap awal, dan banyak ilmuwan skeptis mengenai keefektivitasannya. Namun, dedikasi dan keyakinan Sahin dan Türeci terhadap teknologi ini berhasil membuktikan bahwa mRNA dapat diandalkan dalam menghasilkan vaksin yang aman dan efektif.
Tantangan dan Dedikasi
Perjalanan Şahin dan Türeci bukan tanpa tantangan. Mereka harus bekerja cepat, menavigasi berbagai regulasi, dan memastikan uji klinis yang ketat agar vaksin ini dapat diterima di seluruh dunia. Dalam waktu kurang dari satu tahun, vaksin mRNA pertama di dunia ini mendapatkan izin penggunaan darurat, yang menjadi tonggak sejarah dalam dunia kedokteran.
Dedikasi Şahin dan Türeci tidak hanya terletak pada keilmuan, tetapi juga pada komitmen kemanusiaan mereka. Keduanya dikenal sebagai ilmuwan rendah hati yang lebih peduli pada dampak penelitian mereka daripada ketenaran atau keuntungan finansial. Bahkan, Şahin tetap menjalani gaya hidup sederhana dan tidak tergiur dengan imbalan materi, walaupun perusahaannya kini bernilai miliaran dolar dan menjadi salah satu dari 500 orang terkaya di dunia. Ia tetap naik sepeda ke kantornya seperti kebiasaannya selama ini. Hasil keuntungan dari vaksin covid 19 juga didedikasikan untuk melanjutkan risetnya dalam menemukan obat kanker.
Inspirasi dan Pengaruh Bagi Generasi Ilmuwan Mendatang
Kesuksesan Şahin dan Türeci dalam menciptakan vaksin COVID-19 memberikan harapan baru bagi dunia kesehatan. Keberhasilan teknologi mRNA membuka peluang untuk pengobatan dan pencegahan penyakit lainnya, termasuk kanker, HIV, dan berbagai penyakit infeksi lainnya. Mereka menjadi inspirasi bagi para ilmuwan muda dan mengingatkan kita bahwa penelitian sains dan teknologi dapat memberikan dampak besar bagi kemanusiaan.
Pasangan ilmuwan ini adalah pahlawan pandemi yang menunjukkan bahwa kerja keras, dedikasi, dan kolaborasi ilmiah mampu mengatasi tantangan besar. Mereka membuktikan bahwa dalam situasi terburuk, inovasi dan kemanusiaan dapat menjadi solusi yang menyelamatkan hidup.
Kesuksesan Şahin dan Türeci dalam menemukan vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19 memberikan beberapa pelajaran berharga:
- Kolaborasi Ilmiah yang Kuat
Kesuksesan vaksin Pfizer-BioNTech dicapai melalui kolaborasi antara BioNTech, perusahaan yang didirikan Şahin bersama istrinya, Türeci, dan perusahaan besar farmasi Amerika Serikat Pfizer. Kolaborasi ini menunjukkan pentingnya sinergi antara perusahaan bioteknologi kecil yang inovatif dan perusahaan farmasi besar yang memiliki kapasitas produksi dan distribusi global. Tanpa dukungan perusahaan besar farmasi Pfizer, tentu penelitian ini tidak akan berdampak besar mengatasi pandemi covid 19. Begitu kuatnya kolaborasi ilmiah antara Şahin dan Türeci, mereka masih mengenakan bekerja dengan jas laboratorium di hari pernikahan, dan pergi ke kantor catatan sipil di waktu istirahat siang untuk menikah. Sebagai pasutri ilmuwan mereka bekerja totalitas dalam waktu yang lama. Kedua sering disejajarkan dengan pasutri ilmuwan sebelumnya yaitu Pierre Curie dan Marie Sklodowska..
- Ketekunan dan Fokus Jangka Panjang
Şahin dan Türeci telah meneliti mRNA selama bertahun-tahun sebelum pandemi terjadi. Mereka awalnya mengembangkan teknologi mRNA untuk terapi kanker, dan penelitian mereka akhirnya membawa manfaat besar dalam pandemi. Kesuksesan ini menunjukkan pentingnya ketekunan dan kesabaran dalam penelitian ilmiah. Seperti pepatah Arab, man jadda wajada, yang artinya siapa yang bersungguh-sungguh dan tekun akan berhasil menemukan jalan kesuksesan. - Keberanian Mengambil Risiko
Saat pandemi melanda, Şahin dan Türeci mengambil langkah berani untuk segera mengalihkan fokus penelitian mereka ke pengembangan vaksin COVID-19, bahkan ketika masih sedikit yang diketahui tentang virus ini. Keputusan cepat dan berani ini memperlihatkan bahwa mengambil risiko yang terukur bisa menghasilkan terobosan besar. Sebagai perusahaan yang fokus meneliti pengobatan kanker dengan teknologi mRNA, Şahin dan Türeci mengambil risiko fokus meneliti vaksin covid 19. Pertaruhan bernilai miliaran dolar yang berbuah manis. - Inovasi dalam Teknologi Kesehatan
Penggunaan teknologi mRNA merupakan langkah inovatif dalam bidang vaksin, dan kesuksesan ini membuka jalan bagi pengembangan vaksin untuk penyakit lain. Pelajaran dari sini adalah pentingnya berinvestasi dalam teknologi baru dan mencari metode yang mungkin tidak konvensional tetapi memiliki potensi besar. - Misi Kemanusiaan dan Etika Kerja yang Tinggi
Sahin dikenal sebagai ilmuwan yang rendah hati dengan dedikasi tinggi terhadap kemanusiaan. Fokusnya bukan hanya keuntungan, tetapi juga kontribusi positif kepada dunia. Ini menunjukkan bahwa visi yang baik dan orientasi kemanusiaan dapat membawa dampak besar dan membangun reputasi baik.
Kesuksesan Ugur Sahin tidak hanya terkait dengan teknologi canggih tetapi juga dengan kualitas pribadi dan profesional yang patut diteladani, seperti dedikasi, fokus jangka panjang, keberanian mengambil risiko, dan kolaborasi yang efektif.
Sahabat yang tertarik meneliti seluk beluk riset kesehatan dan epidemiologi bisa mulai membaca buku Metode MSD Pintu Gerbang Memahami Epidemiologi, Biostatistik, dan Metode Penelitian by M Sopiyudin Dahlan MSD
Dunia menanti kiprah ilmuwan-ilmuwan baru dan pahlawan-pahlawan di masa depan. Mungkin anda salah satunya.