SUDDEN DEATH : APA DAN MENGAPA

Ditulis Oleh : Tim Redaksi MSD

Artis Marissa Haque meninggal dunia pada 2 Oktober 2024 pukul  00.43 WIB (Foto: Dok. Instagram @marissahaque) 
Sumber : www.liputan6.com

Sudden death atau kematian mendadak sering menimbulkan beragam rumor dan prasangka. Ada yang disimpulkan sebagai pertanda husnul khatimah. Ada juga yang dipakai untuk mempersekusi dampak vaksin, meski vaksinnya sudah 2 tahun yang lalu. Ada juga yang menghubungkan dengan mistik, seperti disantet orang. Apa sebenarnya sudden death yang masih menjadi misteri bagi kebanyakan orang. Sudden death  adalah fenomena yang terjadi tanpa tanda-tanda peringatan yang jelas dan seringkali sulit diprediksi. Menurut WHO sudden death adalah kematian, tidak disertai kekerasan dan tidak dijelaskan dengan cara lain, yang terjadi kurang dari 24 jam sejak timbulnya gejala.

Kita sering menemukan berita orang meninggal secara mendadak. Contoh yang pernah terjadi adalah meninggalnya artis Marissa Haque pada tanggal 2 Oktober 2024 saat ia sedang tidur. Peristiwa yang disebut dengan Sudden Cardiac Arrest (Henti Jantung Mendadak). Marissa Haque bukan satu-satunya korban Sudden Cardiac Arrest. Peristiwa ini bisa terjadi kepada siapa saja. Baik ia orang terkenal atau orang biasa. Yang membedakan, jika korbannya orang terkenal akan menjadi pembicaraan di media massa. Adapun jika korbannya masyarakat kebanyakan, mungkin hanya menjadi pembicaraan di masyarakat sekitar saja.

Penyebab Utama Sudden Death

Sudden death atau kematian mendadak dapat disebabkan oleh berbagai kondisi yang mendasari, baik yang bersifat kardiovaskular, neurologis, metabolik, maupun faktor eksternal. Berikut adalah penyebab utama yang telah diidentifikasi:

1. Penyakit Kardiovaskular (Cardiovascular Causes)

Penyakit kardiovaskular adalah penyebab utama sudden death, terutama pada orang dewasa. Beberapa penyebab spesifik meliputi:

  • Aritmia Fatal: Fibrilasi ventrikel dan takikardia ventrikel adalah jenis aritmia yang sering menyebabkan jantung berhenti tiba-tiba.
  • Infark Miokard Akut: Penyumbatan arteri koroner menyebabkan serangan jantung fatal.
  • Kardiomiopati:
    – Kardiomiopati Hipertrofik: Penebalan otot jantung yang dapat memicu aritmia mendadak.
    – Kardiomiopati Dilatasi: Gangguan fungsi pompa jantung.
  • Sindrom Brugada: Kelainan genetik yang memengaruhi sistem listrik jantung.
  • Aneurisma Aorta: Ruptur atau pecahnya dinding aorta.

Kasus yang sering terjadi adalah sudden cardiac arrest (SCA). Kasus henti jantung berbeda dengan serangan jantung. Pada kasus henti jantung, pertolongan pertama adalah cardiopulmonary resuscitation (CPR). CPR dilakukan pada orang yang mengalami henti napas atau henti napas karena suatu hal, misalnya tenggelam atau serangan jantung. Dengan memulihkan fungsi pernapasan dan jantung, CPR dapat menyelamatkan nyawa seseorang.

CPR atau dikenal juga dengan RJP (resusitasi jantung paru) merupakan upaya pertolongan medis untuk memulihkan kemampuan pernafasan dan peredaran darah pada tubuh seseorang.

Jika CPR tidak diberikan, henti jantung mendadak yang berlangsung lebih dari delapan menit dapat berakibat fatal. Lima menit saja sudah cukup untuk menyebabkan kerusakan otak. Lakukan tindakan berikut jika Anda melihat seseorang mengalami henti jantung mendadak:

Lakukan CPR dan segera hubungi bantuan medis. Meskipun hanya CPR dengan tangan, segera lakukan. Dengan menggunakan kompresi dada CPR, jantung dapat dibantu memompa dan nyawa dapat diselamatkan. Alat ini menjaga aliran oksigen dan darah hingga bantuan datang.

Jika tersedia Automated External Defibrilator (AED), gunakanlah. Automated External Defibrillator (AED) adalah perangkat portabel yang berfungsi menganalisa irama jantung secara otomatis  dan kemudian memberikan sengatan listrik melalui dada ke jantung untuk mengembalikan irama jantung jika diperlukan. Seseorang dapat diselamatkan dari henti jantung mendadak dengan CPR dan defibrilasi yang dikombinasikan. Cara paling efektif untuk menyelamatkan nyawa adalah dengan menggunakan AED. Kemungkinan bertahan hidup meningkat seiring dengan lamanya waktu hingga defibrilasi dilakukan.

Setelah itu, anda akan menerima obat antiaritmia dari petugas gawat darurat melalui infus (intravena) di lengan Anda. Obat ini berfungsi untuk memperbaiki ritme listrik jantung Anda. Sebagian besar pasien memerlukan perawatan di rumah sakit setelah defibrilasi yang berhasil untuk memulihkan diri dari efek serangan jantung mendadak serta untuk mengobati dan mencegah masalah jantung lebih lanjut.

2. Penyakit Neurologis (Neurological Causes)

Kondisi neurologis yang memengaruhi fungsi otak dan sistem saraf juga dapat menyebabkan kematian mendadak:

  • Aneurisma Otak yang Pecah: Menyebabkan perdarahan intrakranial yang fatal.
  • Stroke Hemoragik: Perdarahan otak yang tiba-tiba.
  • Epilepsi (SUDEP): Sudden Unexpected Death in Epilepsy adalah kondisi langka pada penderita epilepsi.

3. Penyakit Metabolik (Metabolic Causes)

Gangguan metabolik yang tidak terdiagnosis atau tidak terkontrol dapat menjadi fatal:

  • Hipoglikemia Berat: Penurunan drastis kadar gula darah, terutama pada penderita diabetes.
  • Hiperkalemia: Peningkatan kadar kalium yang dapat memicu gangguan ritme jantung.
  • Asidosis Laktat: Akumulasi asam laktat akibat gangguan metabolisme.
  • Gangguan Elektrolit: Ketidakseimbangan natrium, kalsium, atau magnesium.

4. Penyebab Respiratorik (Respiratory Causes)

  • Emboli Paru: Penyumbatan arteri paru oleh bekuan darah.
  • Asma Berat: Serangan asma akut yang tidak tertangani.
  • Obstruksi Jalan Napas: Tersedak atau reaksi alergi berat (anafilaksis).

5. Trauma dan Cedera (Trauma and Injury)

  • Cedera Kepala Berat: Kecelakaan atau benturan yang menyebabkan kerusakan otak fatal.
  • Perdarahan Masif: Kehilangan darah dalam jumlah besar akibat luka tajam atau tembakan.
  • Hipotermia atau Hipertermia: Kondisi ekstrem akibat paparan suhu lingkungan.

6. Keracunan atau Overdosis (Toxicological Causes)

  • Overdosis Obat atau Narkotika: Zat seperti opioid, kokain, atau amfetamin dapat menyebabkan depresi pernapasan atau gangguan jantung.
  • Keracunan Akut: Paparan racun seperti karbon monoksida atau bahan kimia beracun.
  • Reaksi Anafilaksis: Reaksi alergi parah yang menyebabkan gagal napas mendadak.

7. Sindrom Kematian Mendadak pada Bayi (Sudden Infant Death Syndrome / SIDS)

Penyebab SIDS sering tidak diketahui, tetapi faktor risiko meliputi:

  • Gangguan pernapasan saat tidur.
  • Posisi tidur yang tidak aman.
  • Faktor genetik atau lingkungan.

8. Faktor Genetik (Genetic Causes)

Beberapa kelainan genetik dapat meningkatkan risiko sudden death, seperti:

  • Sindrom QT Panjang: Gangguan pada sistem listrik jantung.
  • Kardiomiopati Familial: Kelainan otot jantung yang diwariskan.
  • Sindrom Marfan: Kelainan jaringan ikat yang memengaruhi dinding aorta.

9. Penyebab Eksternal (External Factors)

  • Tenggelam: Menghentikan suplai oksigen secara mendadak.
  • Kecelakaan Listrik: Paparan arus listrik yang memengaruhi fungsi jantung.
  • Olahraga Intensif: Aktivitas fisik berat pada individu dengan kelainan jantung tersembunyi.

Demikian beberapa kemungkinan sudden death yang bisa menimpa seseorang. Berikut ini cara diagnosis dan pencegahan sudden death :

  • Screening Medis
    Pemeriksaan rutin, seperti elektrokardiogram (EKG), echocardiogram, atau tes darah, dapat mendeteksi risiko potensial.
  • Modifikasi Gaya Hidup
    Mengadopsi pola makan sehat, olahraga teratur, tidak merokok, mengelola stres dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan gangguan metabolik.
  • Penanganan Penyakit yang Mendasari
    Kepatuhan terhadap pengobatan untuk kondisi kronis, seperti hipertensi dan diabetes, sangat penting untuk mencegah komplikasi mendadak.
  • Edukasi dan Akses Darurat
    Penyediaan edukasi publik tentang resusitasi jantung paru (RJP) dan peningkatan akses ke defibrilator eksternal otomatis (AED) dapat menyelamatkan nyawa dalam situasi darurat.

Kesimpulan

Sudden death adalah fenomena yang kompleks dan multifaktorial. Penyebabnya mencakup faktor internal, seperti penyakit kardiovaskular, hingga faktor eksternal, seperti trauma. Pencegahan memerlukan pendekatan multidisiplin, termasuk edukasi, pemeriksaan kesehatan rutin, dan akses darurat yang memadai. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan penyebabnya, langkah-langkah pencegahan yang efektif dapat diterapkan untuk mengurangi kejadian kematian mendadak di masyarakat.

Jika sahabat pembaca tertarik melakukan penelitian terkait sudden death bisa membaca buku Epidemiologi Seni Melacak Sebab Akibat by M Sopiyudin Dahlan MSD sebuah buku yang akan menjadi pintu gerbang bagi pembaca untuk memahami  sebab-akibat.

Daftar Pustaka  :  

  • https://www.emro.who.int/emhj-volume-17/volume-17-issue-9/article-04.html
  • https://www.sciencedirect.com/topics/medicine-and-dentistry/sudden-death
  • https://www.jems.com/patient-care/cardiac-resuscitation/five-common-causes-sudden-unexpected-dea/
  • https://www.liputan6.com/health/read/5721070/marissa-haque-meninggal-tanpa-ada-riwayat-sakit-dokter-bahas-soal-sudden-cardiac-death
  • https://www.alodokter.com/pelajari-cpr-untuk-selamatkan-nyawa-seseorang
  • https://asianheartinstitute.org/blog/sudden-cardiac-arrest-symptoms-causes-and-prevention/
  • https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2262/mengenal-automated-external-defibrilator-aed
  • https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1629/mengenal-long-qt-syndrome